Romantisme Avengers dan Iron Man: Ia yang Memulai Maka Ialah Yang mengakhiri

Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar

marvel.com

Judul
: Avengers : Endgame
Sutradara
: Joe Russo & Anthony Russo
Penulis Skenario
: Christopher Markus & Stephen Mcfeely
Genre
: Action, SciFi, Drama
Pemain
: Robert Downey Jr., Chris Evans, Mark Ruffallo, Chris Hemsworth, Scarlett Johansson, Jeremy Renner, Josh Brolin, Don Cheadle, Bradley Cooper, Danai Gurira, Paul Rudd, Gwayneth Paltrow, Karen Gillan, Tom Holland
Rilis
: April 2019
Durasi
: 181 Menit


Well Deserved!!

 “I Am Iron Man” - Tony Stark

Jagad maya dan nyata sedang heboh dengan perilisan film terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU). Film ke-22 ini merupakan akhir dari sebuah semesta yang berusia 11 tahun. Akhir yang mengaduk-aduk emosi penonton. Akhir yang membanjiri lantai bioskop dengan air mata penggemar setia yang tumbuh bersama para pahlawan fiksi terbesar dunia.

Sejak setahun lalu, ketika Avengers: Infinity War tayang, banyak penggemar yang sudah menantikan film yang dipastikan akan mengakhiri perjalanan The Original Six aka anggota asli Avengers. Akhir cerita Infnity War yang membuat penggemar kesal menambah daya semangat untuk menantikan film yang digadang-gadang akan menjadi salah satu film terlaris sepanjang masa.

Film ini diawali dengan Clint Barton/Hawkeye yang sedang mengadakan piknik bersama dengan keluarganya. Ia melatih putrinya dalam memanah, kedua putranya bermain baseball dan istrinya mempersiapkan makanan. Ketika itulah tiba-tiba keluarganya menghilang menjadi debu. Ini adalah efek dari perbuatan Thanos.  

Di sisi lain, Tony Stark/Iron Man (Robert Downey Jr.) dan Nebula (Karen Gillan) yang sedang terdampar di ruang angkasa usai pertarungan yang berujung kekalahan melawan Thanos (Josh Brolin) di planet Titan. Tony dan Nebula sedang menghibur diri dengan bermain-main. Tony pun menghidupkan helm armor Mark L nya dan merekam salam perpisahan untuk istrinya Pepper Potts (Gwayneth Paltrow).

Ia bercerita bahwa oksigen akan habis esok hari. Ia berpesan apabila ia mati, berdukalah sebentar lalu lanjutkan hidup meskipun diliputi perasaan bersalah. Ia kemudian tertidur karena kelelahan. Nebula pun memindahkannya ke kursi kemudi. Di tengah keputusasaan itulah sebuah bantuan datang. Carol Denvers/Captain Marvel (Brie Larson) datang membantu mereka. Dengan kekuatannya ia dapat membawa pesawat tersebut kembali ke markas Avenger di bumi.

Every Marvel Cinematic Universe Movie
Di bumi, Tony Stark langsung disambut oleh istri dan rekan-rekannya. Setelah itu, Para Avengers yang tersisa,  Tony Stark, Steve Rogers/Captain America (Chris Evans), Thor (Chris hemsworth), Natasha Romanoff/Black Widow (Scarlett Johanson), Bruce Banner/Hulk (Mark Ruffallo), James Rhodes/War Machines (Don Cheadle), Okoye (Danai Gurirra), dan Rocket Raccon (Bradley Cooper) melihat data-data tentang orang-orang yang hilang.

Tony Stark yang sudah depresi akan kekalahan yang membuatnya kehilangan Peter Parker/Spider-Man (Tom Holland), Stephan Strange (Benedict Cumberbatch), Groot (Vin Diesel), Drax (Dave Bautista), Mantis (Pom Klementieff), dan Peter Quill (Chris Pratt). Ia juga depresi dan akan menyerah pada takdir yang sudah terjadi. Ia takkan iku-ikutan lagi atas rencana mengkonfrontasi Thanos.

Setelah menyusun rencana dan menemukan lokasi Thanos, para pahlawan pun pergi mendatangi Thanos di tempat yang dinamainya The Garden. Thanos yang merasa tak bersalah dengan perbuatannya pun dipenggal kepalanya oleh Thor. Cerita berakhir? Tentu saja tidak.

Waktu sudah berlalu lima tahun. Manusia yang hilang dibuatkan monumen untuk mengenang mereka. Dunia benar-benar berada di ambang kehancuran. Kehancuran setengah semesta malah membuat banyak hal menjadi tidak seimbang. Steve Rogers yang sering mendengar cerita orang-orang yang ditinggal keluarganya pun terenyuh oleh kisah-kisah tersebut. Meskipun ia mengajak orang lain untuk terus maju, ia tidak pernah bisa untuk itu. Some people move on, but not us.

Harapan itu kembali lagi dengan kembalinya Scott Lang/Ant Man (Paul Rudd) dari alam kuantum. Ia yang kebingungan dengan keadaan sekitarnya pun kembali ke rumahnya dan bertemu dengan putrinya, Cassie Lang (Emma Fuhrman) yang sudah beranjak remaja. Ia kemudian datang ke markas Avengers untuk menjelaskan tentang teori Kuantum dan konsep mesin waktu. Ketika mereka menceritakan rencana ini kepada Tony, ia dengan tegas menolak rencana untuk berkesperimen dengan mesin waktu.

Mereka pun beralih meminta bantuan Bruce Banner yang sudah menjadi Profesor Hulk. Meskipun berada di luar bidang keahliannya, mereka percaya bahwa Bruce dapat memecahkan masalah ini. Tony yang menolak malah melakukan ekseperimen di rumahnya dan berhasil. Dengan ragu-ragu ia menceritakan semuanya kepada Pepper dan ia pun bergabung dengan proyek gila itu keesokan harinya

Di markas Avengers, ia menemui bahwa para Avengers sedang dalam masa kesulitan karena percobaan yang berakhir dengan kegagalan. Mereka pun menjalankan misi gila ini dan mencoba untuk mengembalikan realita yang sebenarnya. Misi yang diiringi dengan pengorbanan besar dan tangisan serta tawa yang tak hentinya mengiringi petualangan terakhir mereka.

Marvel Cinematic Universe dimulai dengan Iron Man (2008). Marvel yang sempat hampir bangkrut memutuskan untuk membuat sebuah semesta yang berkelanjutan. Film-film tersebut terbagi ke dalam fase-fase yang berujung di film Avengers. Sampai saat ini, sudah ada 22 film yang diproduksi dalam kurun waktu 11 tahun. Penggemar yang sebagian besar merupakan millennial hidup tumbuh bersama para pahlawan super di layar perak.

Berbagai suka-duka sudah dilalui oleh para pehlawan tersebut. Iron Man yang awalnya merupakan billionaire, playboy, genius, philanthropic dude berubah menjadi self-sacrificing person for the world setelah berbagai kejadian. Tokoh yang menjadi pusat semesta ini bersma dengan Thor dan Captain America adalah tokoh yang benar-benar mengalami perubahan drastis. Perubahan itu juga terjadi pada Cap dan Thor. Cap yang merupakan seorang prajurit harus rela melepas kesetiannya setelah ia tahu negara yang dibelanya tidak sebersih yang ia kira. Thor juga berubah dari pangeran sombong pecinta perang menjadi raja bijak yang sudah kehilangan segalanya.

Babak pertama film ini merupakan fondasi yang sangat baik untuk sebuah film superhero. Pace yang lambat dan kental akan drama membuat babak pertama film ini dibuat untuk menggambarkan bahwa dampak kejadian ‘menghilang masal’ tersebut sangat besar. Babak pertama juga dikemas dengan beberapa guyonan yang sangat menyentil.

Beberapa momen yang terasa sangat menyentuh adalah ketika Tony yang sudah mempunyai keluarga mencoba untuk berhenti menjadi seorang pahlawan. Rasa ketakutannya kehilangan keluarganya lah pemicunya.  Hal ini juga terdapat pada pernyataan Natasha. “Dahulu aku tidak mempunyai apa-apa, kini aku punya ini (Avengers, Red).” Cap juga punya momennya ketika ia mendengarkan keluh kesah orang-orang yang kehilangan keluarganya.

Aspek drama ini membawa efek transisi yang sangat dalam dari babak pertama ke babak kedua. Transisi dimulai dengan kembalinya Ant-Man dari Alam Kuantum. Di babak kedua, premis mesin waktu pun dijalankan dengan pembagian tim yang terlihat filosofis. Tony dan Steve yang sempat berseteru dipasangkan satu tim dan harus kembali ke event sebelumnya. Event yang sangat emosional bagi para penggemar. Thor dan Rocket memang tidak mempunyai ikatan emosional khusus. Tetapi ini adalah sebuah petunjuk masa depan. Nebula dan Rhodes juga tidak memiliki ikatan khusus dan memang tidak ada momen khusus di antara mereka. Clint dan Nat lah yang memiliki hubungan yang paling dalam.

Meskipun hubungan mereka di masa lalu masih belum dijelasakan secara rinci. Tetapi, mereka sudah seperti saudara yang saling melindungi. Sekilas, Natasha pernah mengatakan bahwa Clint lah orang yang menyelamatkannya. Tetapi, penjelasan rincinya akan ada di film solo Black Widow. Momen ketika mereka kembali menyebut Budapest pun kembali membuat penonton penasaran untuk mendapatkan penjelasan rincinya. Momen inilah yang membuat babak kedua ini benar-benar nostalgia.

Di babak kedua ini juga banyak dijejalkan referensi komik. Satu yang benar-benar menarik adalah ketika Cap berpura-pura menjadi Hydra. Terdapat pula adegan recall yang sangat legendaris di MCU.  Babak kedua ini diakhiri dengan tangisan dan tawa. Pengorbanan dan cinta adalah kunci dari babak ini. Babak yang benar-benar membawa kita menelusuri kembali jalan yang sudah dilalui oleh para pahlawan kita. Babak ini diakhiri dengan pertemuan Tony Stark dengan ayahnya, Howard Stark.                           

Babak ketiga atau puncak dari film ini benar-benar dapat membuat para penonton terpukau. Sebuah pertarungan epic yang benar-benar disembunyikan Marvel dari media promosi. Sebuah suguhan yang sangat memanjakan mata. Meskipun tidak benar-benar megah (kurang megah, red) momen di babak ini adalah momen puncak yang benar-benar menunjukkan sebesar apa semesta yang sudah dibangun oleh Marvel Studio salama sebelas tahun terakhir.

Babak ketiga ini benar-benar adalah sebuah puncak mahadahsyat dari sebuah film. Meskipun tentu saja berharap yang lebih baik adalah sebuah kebolehan bagi para penonton. Tetapi, suguhan yang diberikan Marvel sudah lebih dari cukup. Avenger Assemble, woman power, 3on1 battle, get the gauntlet out of here, hingga sebuah teori yang menjadi nyata. Marvel mampu menyuguhkan itu semua dalam babak ke tiga ini.

Babak ketiga tidak kalah emosional dengan babak-babak sebelumnya. Setelah tensi yang naik, kemudian ketika senyuman penuh kemenangan tersimpul di wajah, senyuman itu berubah menjadi tetesan air mata. Air mata jatuh seiring dengan gugurnya sang pahlawan. Sebuah alasan untuk menjadi legenda sepanjang masa.

Babak keempat bukanlah sekadar penutup yang hangat. Penutup ini terlihat sebagai akhir terbaik dari semuanya. Kehilangan seorang tokoh besar tetapi misi utama dapat terselesaikan. Babak keempat adalah babak yang benar-benar menunjukkkan bahwa Avenger Infinity Saga sudah berakhir disini. Masa depan akan berbeda. Masa depan akan mempunyai rencananya sendiri.

Mengambil konsep perjalanan waktu dalam menyelesaikan masalah adalah suatu hal yang berisiko. Konsep perjalanan waktu yang menyebabkan efek paradox seringkali dijadikan alasan utama banyaknya plot holes di kedepannya. Marvel yang sudah memperkenalkan konsep multiverse lewat serial Agents of Shield season 5 memilih untuk menghilangkan paradox dengan menggunakan konsep multiverse. Perubahan apapun di masa lalu tidak akan mengubah apapun di masa depan tetapi membuat alur waktu baru.

Konsep ini tentu saja meninggalkan plot holes di ujung cerita. Captain America yang memutuskan untuk menjalani hidup normal usai mengembalikan batu abadi ke garis waktunya masing-masing. Pernyataan yang menyebutkan masa depan takkan terpengaruh oleh masa lalu mentah di sini. Captain America menua dan duduk di tepian danau. Ini kontradiktif dengan konsep bahwa satu-satunya gerbang masuk dan keluar adalah lewat jembatan kuantum.

Meskipun meninggalkan sebuah plot hole, konsep tersebut bisa saja akan diperjelas di masa depan Marvel Cinematic Universe. Dengan menyisakan satu film di fase ketiga, Spider-Man Far From Home, mungkin saja Marvel berencana untuk menjelaskan masalah ini. Biarlah itu menjadi perdebatan untuk sementara waktu. Kita takkan pernah mendaptkan penjelasan ilmiahnya. Karena perjalanan waktu belum dapat dibuktikan secara ilmu pengetahuan.



Thank You BTW!
Avengers Endgame berhasil mengukirkan sejarah di ujung dekade kedua abad ke-21. Dengan antusias yang terlihat tidak masuk akal. Bayangkan saja, penonton rela menonton sejak pukul 5 pagi dan bioskop beroperasi selama 24 jam. Selama saya menjadi penikmat film, ini adalah kali pertama hal seperti ini terjadi. Mungkin saja hal ini tidak akan terulang dalam waktu dekat. Salah satu yang berpeluang besar mengulangi kegilaan ini adalah Star Wars Episode IX. Tetapi melihat episode VIII yang mengalami penurunan drastis di sisi pendapatan dan Solo A Star Wars Movie yang gagal, hal ini mungkin akan sulit terjadi, Star Wars tetaplah Star Wars, kita lihat saja.

Sesorang yang memulai sesuatu, maka seharusnya ia pulalah yang mengakhirinya. Itulah frasa yang paling tepat menggambarkan film ini. Anthony Edward Stark adalah orang yang memulai semesta ini sebelas tahun lalu dan sekarang, ia menjadi seorang legenda yang akan dikenang. Begitu pula orang yang memerankan tokoh tersebut The One and Only Robert Downey Jr., setiap orang akan menyebut Robert adalah Tony dan Tony adalah Robert. Marvel memberikan akhir yang indah untuknya. Better died a hero than live long enough to be a villain. Well said. (Sorry quote dari DC).

Secara teknis, Marvel sudah dapat menampilkan hal yang begitu megah terutama di sisi visual. Sisi scoring terutama di main theme selalu membuat penonton merinding. Hal yang sama ketika mendengar opening Game of Thrones dan Star Wars. Dari sisi make up dan costume tidak ada hal yang istimewa dan mendobrak. Iron Man diberi armor baru Mark LXXXV tapi itu adalah CGI, alih-alih sebuah kostum.

Best Credit Sequence Ever!
Penampil terbaik layak diberikan kepada duo Chris Evans dan Robert Downey Jr. mereka mampu menampilkan masing-masing karakter dapat memgang teguh prinsip masing-masing dan dapat menunjukkan kebimbangan ketika dbenturkan dengan misi menyelamatkan umat manusia. Proses perubahan itu memang dinampakkan dengan dramatis, terutama Tony Stark. ‘Membuatmu berhenti adalah salah satu dari sedikit kegagalanku’ Pepper Potts. Kalimat itu cukup menggambarkan bahwa Tony takkan berhenti.

Apapun itu, Avengers Endgame adalah sebuah fenomena dan sudah seharusnya begitu. Ia adalah penutup yang sempurna untuk semesta ini. Di masa depan mungkin saja dunia perfilman bisa membuat fenomena yang lebih besar dari Avengers Endgame. Tetapi, generasi kita sudah diberikan memnajdi saksi sejarah fenomena ini. Kita memang tidak menjadi saksi sejarah hal-hal yang lebih besar bagi peradaaban. Tetapi kita tetap bangga menjadi saksi sebuah fenomena perfilman dunia. Ini adalah akhir dari sebuah permulaan. Kita masih akan menyaksikan banyak di masa depan. Bersiap-siap dan nikmati film ini.

Film ini sudah menciptakan rekor dalam berbagai hal. Salah satu rekor tersebut adalah meraih pendapatan opening weekend terbesar dalam sejarah. 1.2 Miliar US Dollar dalam waktu lima hari adalah sebuah hal yang fantastis. They deserve it.

I Love You 3000, Tony. End is Part of a Journey.
Teknologi Tidak Bisa Membuat Tidak Ada Antrian. Setidaknya Berkurang.  

                                                                                                                                                                                                                                                                                             

Comments