Kisah Mengharukan Batozar Sang Penjagal
Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar
![]() |
| Dokumentasi Pribadi |
Judul
|
: Ceros dan Batozar
|
Penulis
|
: Tere Liye
|
Terbit
|
: Mei 2018
|
Genre
|
: Fantasi, Petualangan
|
Penerbit
|
: Gramedia Pustaka Utama
|
“Serangan Paling mematikan justru
berasal dari sentuhan lembut. Serangan terhebat bukan sesuatu yang datang
dengan fantastis, spektakuler. Serangan terhebat justru datang dari kesabaran.
Menunggu. Keheningan.” Batozar (Hal 269).
Setelah
kejadian di buku keempatnya, Bintang. Tere Liye langsung merilis dua buku seri
Bumi sekaligus. Hal ini tentu saja ini adalah sesuatu yang menggembirakan bagi
penyuka kisah tiga sahabat. Meskipun
diberi tajuk 4,5 yang menandakan bahwa ini adalah sebuah filler yang dapat
dilewati. Tetapi detail cerita di sini tetap saja menarik untuk diikuti.
Novel
ini terbagi atas dua bagian. Cerita pertama, Ceros, bermula beberapa bulan
setelah lepasnya Si Tanpa Mahkota dari Penjara Bayangan di Bawah Bayangan. Ali,
Raib, dan Seli mengikuti karyawisata di sebuah situs sejarah yang berada di
luar kota mereka. Karyawisata yang seharusnya biasa saja dan membosankan bagi
Ali berbubah menjadi sebuah petualangan baru ketika alat pendeteksi dunia paralel
Ali, SuperRaib menangkap adanya sebuah tempat asing.
Sifat
Ali yang selalu ingin tahu pun menyeret mereka ke dalam sebuah tempat yang
bernama Bor-O-Bdur. Sesampainya di tempat tersebut mereka langsung diserang
oleh monster badak yang bernama Ceros. Di sana mereka bertemu dengan dua orang
saudara yaitu Ngglenggaran dan Ngglenggaram yang berasal dari klan Aldebaran.
Masalah timbul ketika mereka terjebak di tempat tersebut.
Banyak
pengungkapan yang terjadi seiring dengan petualangan mereka di tempat itu. Keputusasaan
pun sudah menghampiri mereka. Satu-satunya jalan penyelesaian yang ada adalah
melalui pengorbanan yang tak terbayangkan harganya. Kisah haru-biru pun
mengiringi akhir perjalanan mereka di tempat tersebbut.
Kisah
pertama tersebut adalah sebuah pemanasan singkat. Kisah kedua adalah sajian
utama yang sengaja disajikan setelah semangat untuk tak beranjak dari tulisan
terkumpul. Kisah kedua diawali dengan tuduhan palsu Raib terhadap Ali. Raib
mengira Ali ceroboh dalam mengendarai ILY, kapsul mereka. Hal ini adalah
setelah berita menghebohkan tentang ufo yang tertangkap oleh kamera di situs
sejarah. Tuduhan itu mentah ketika Miss Selena datang membawa kabar tentang Batozar.
Batozar
adalah buronan Klan Bulan yang terkenal dengan kekejamannya. Batozar adalah
master beladiri yang tak tertandingi di klan Bulan. Ia juga adalah pengintai
terbaik. Ia kabur ke Klan Bumi. Ketiga sahabat ini ditugaskan untuk melapor
pada Miss Selena apabila mereka melihat Batozar. Takdir pun mempertemukan
mereka dan Batozar. Takdir tersebut seolah mempermainkan mereka ketika sebenarnya
apa yang mereka lihat bukanlah apa yang mereka dengar. Sejauh mana takdir
mempermainkan mereka?
Batozar
sang penjagal. Manusia ini bertampang seram. Ia lebih mirip monster dibandingkan
manusia. Di balik keseramannya itu ternyata ia menyimpan kebijaksanaan yang
bahkan melebihi Av dan Faar. Batozar mengingatkan saya dengan Sandor Clegane
dari A Song of Ice and Fire karya
George RR Martin. Berwajah seram tetapi sebenarnya berhati baik dan memiliki
pendapat yang berbeda dengan dunia. Orang seperti mereka sudah tidak percaya
dengan tatanan dunia yang berbentuk sistem. Bagi mereka, sistem itu adalah
sebuah bentuk penindasan pada setiap komponen penyusunnya.
Kemiripan
Batozar dan Sandor dapat terlihat pada dua hal. Yang pertama adalah latar
belakangnya yang kelam. Sandor adalah orang yang mengalami masa lalu yang
mengenasakan yang meninggalakan trauma seumur hidup. Saat kecil, kakanya,
Gregor Clegane membakar wajahnya karena ia bermain dengan mainan milik Gregor.
Hal itu meninggalkan dendam bagi Sandor dan membuat ia bersumoah akan membunuh
kakaknya tersebut.
Latar
belakang kelam juga dimiliki oleh Batozar. Kelarganya dibantai oleh ketua
komite Klan Bulan karena ia menolak perintah. Ingatannya dihapuskan. Ia
dipenjara atas kesalahan yang disebabkan oleh sistem yang sudah rusak tadi.
Batozar bertujuan untuk dapat mengingat keluarganya lagi. Tetapi tujuannya
disalah artikan oleh banyak orang.
Kemiripan
kedua adalah cara Batozar dan Sandor dalam memperlakukan perempuan. Meskipun
berperawakan kasar, keduanya adalah lelaki yang memperlakukan perempuan dengan
penuh hormat. Sandor memperlakukan Sansa Stark dan Arya Stark dengan baik.
Batozar juga memperlakuakn Raib dan Seli dengan baik. Terutama ketika Batozar
memanggil Raib dengan sebutan Putri Bulan. Meskipun Batozar memiliki emosi yang
terkadang tidak terkendali dan obsesif.
Seperti
biasa, novel-novel Tere Liye selalu menyisipkan kritikan terhadap sistem dunia
nyata. Di novel ini frasa jangan nilai sesuatu dari sampulnya adalah yang
paling terasa. Batozar yang berperawakan seperti monster dan buronan ternyata
karakter yang baik dan bahkan ia rela berbuat sesuatu yang besar buat Raib. Tentu
saja ia yang lama hidup terisolasi dengan dunia luar membuat karakternya
sedikit kaku terhadap orang lain.
Di
novel ini terdapat beberapa kutipan yang bermakna filosofis yang indah. “Pertahanan
terbaik adalah membelokkan, memantulkan, menyerap, menjadikan serangan lawan
sebagai pertahanan.” Inilah kalimat Batozar yang sangat relevan bagi seorang
manusia. Manusia seringkali menghadapi perkataan orang lain yang seringkali
menghancurkan mimpinya. Seorang manusia terbaik akan menjadikan serangan lawan
menjadi kekuatan terbaiknya.
Kekurangan
novel ini adalah di penyelesaian masalahnya yang terlalu mudah dan bergantung
pada keberuntungan. Terkadang, seteelah mereka mencari penyelesaian maslaah
dengan memikirkan segala kemungkinan. Ternyata, penyelesaian maslaah begitu
sederhana dan tidak memuaskan. Tetapi, ada satu hal yang hars menjadi catatan.
Sesuatu yang sederhana dan tak terpikirkan oleh manusia terkadang datang
sebagai jawaban berbagai jawaban.
“Ketika pertolongan yang aku butuhkan seperti enggan
muncul, ternyata kekuatan ketulusan selalu berhasil mencungkil kuncinya di
detik terakhir.” (halaman 122)



Comments
Post a Comment