Benarkah Holy Roman Empire Pewaris Kejayaan Roman Empire?

Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar

Bendera Holy Roman Empire
"This agglomeration which was called and which still calls itself the Holy Roman Empire was neither holy, nor Roman, nor an empire." - Voltaire.

Kekaisaran Romawi adalah pemuka dari banyak peradaban di atas bumi ini. Banyak berlomba-lomba mengakui sebagai pewaris dari kekaisaran yang didirikan oleh Augustus ini. Termasuk salah satu negara besar di abad pertengahan, Kekaisaran Romawi Suci. Holy Roman Empire. Sacrum Imperium Romanum . Heiliges Römisches Reich.

Runtuhnya Romawi Barat


Setelah berkuasa lebih dari empat abad di Eropa, kekaisaran Romawi mulai kehilangan pengaruhnya. Banyak penyebabnya. Mulai dari penyerangan dari bangsa Hun, penyerangan bangsa Jerman, hingga konflik internal yang bertumpuk-tumpuk.

Hingga ketika suatu masa, kekaisaran ini pun pecah. Kekaisaran terbagi menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur. Meskipun pada awalnya memiliki banyak kesamaan, lama-kelamaan kedua negara berpisah jalan. Romawi Barat yang berpusat di Roma, beragama Katolik, dan berbahasa Latin sedangkan Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel beragama Kristen Ortodoks dan berbahasa Yunani.

Ketika masalah menumpuk di barat, Romawi Barat pun runtuh usai kaisar terakhirnya, Romulus Augustus dipaksa turun takhta dan Odoacer menyatakan diri sebagai Raja Italia. Sementara Romawi Timur terus berjaya dan dikenal sebagai Byzantium, pewaris syah kejayaan Romawi.

Charlemagne dan Kekaisarannya

Prince-elector


Pada suatu masa, tiga abad usai keruntuhan Romawi Barat, ada seorang raja yang bernama Kaisar Karl yang Agung atau Charlemagne. Ia adalah raja dari kerajaan Frankia. Setelah menaklukkan banyak daerah termasuk beberapa wilayah kekuasaan Islam di Spanyol, ia pun dilantik jadi kaisar oleh paus. Pada saat inilah Kekaisaran Romawi Suci berdiri.

Salah satu alasan kuat mengapa ini disebut pewaris Romawi adalah karena Byzantium saat itu diperintah oleh kaisar wanita, Irene yang mengkudeta putranya, Constantine VI. Penguasa perempuan tidak diakui oleh Paus Leo III. Karena itulah paus kemudian memahkotai Charlemagne tepat pada 25 Desember 800.

Charlemagne memerintah dengan baik dan dikenal sebagai raja yang dicintai oleh rakyat dan paus. Setelah ia mati, takhta pun diwariskan kepada putranya, Louis.

Usai kematian Louis the Pious, putra Charlemagne, kerajaan dibagi tiga kepada tiga putranya. Frankia Timur kepada Louis II, Tengah kepada Lothair I, dan barat kepasa Charles the Bald. Lothair kemudian mati dan wilayahnya dibagi lagi oleh Louis dan Charles.

Kemudian dinasti Carolingians pun memudar. Di Frankia Barat, House of Capet pun mengambil alih kekuasaan sedangkan Frankia Timur dikuasai oleh Otto the Great. Otto the Great yang merupakan orang Jerman pun kemudian dilantik jadi raja oleh paus. Banyak juga ahli sejarah yang menganggap kalau inilah momen dimana Holy Roman Empire benar-benar berdiri.

Meskipun bertajuk kerajaan suci, kerajaan ini bukanlah sesuatu yang suci. Ia tidak didirikan atas perintah apapun yang berhubungan dengan agama. Negara Romawi pun tidak, negara ini adalah negara Jerman bukan Romawi. Adapun ia tidak berbentuk kerajaan murni. Kaisarnya dipilih oleh prince-elektor yang terdiri dari raja-raja lain di wilayah Jerman yaitu: Archbishop of Cologne, Archbishop of Mainz, Archbishop of Trier, Count Palatine of the Rhine, Duke of Saxony, Margrave of Brandenburg dan King of Bohemia.

Meskipun kaisarnya dipilih, bukan berarti tidak dapat membentuk dinasti. Dinasti Habsburg pernah berkuasa lama di negara ini. Habsburg pada saat itu dapat menguasai Austria, Spanyol, dan Jerman.

Kaisar terakhir, Francis II kemudian membubarkan kekaisaran dan mendirikan Kekaisaran Austria. Hal ini terjadi pada saat perang Napoleon. Francis II pun kemudian dikenal sebagai Kaisar dua negara.

Sumber: Why? Perkembangan Eropa, Wikipedia, Britannica.com

Comments