KKN Desa Penari Naik Cetak dan Mengapa Kita Keranjingan Cerita Horror
Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar
Cerita horror yang viral akhir-akhir ini kembali mengulang pola kebiasaan kita. Setelah sebelumnya Keluarga Tak Kasat Mata yang naik cetak dan jadi film layar lebar, maka kini KKN di Desa Penari pun menyusul pendahulunya itu.
Cerita yang viral dan diuggah SimpleMan di sosial media Twitter itu berhasil meraih atensi warganet dan tersebar ke berbagai kalangan masyarakat. Hal ini tentu saja bukan hal yang asing bagi kita karena memang kita sangat menyukai film horror.
Mengapa kita sangat menyukai cerita horror? Allegra Ringo di Atlantic menulis, bahwa hal ini adalah reaksi kimiawi dan biologi otak manusia. Salah satunya adalah hormon Dopamin, salah satu hormon yang menyebabkan hyperactive dan euforia.
Dilansir oleh New York Times, neuropsikolog Vanderbikt University David Zaid menjelaskan bahwa ada orang yang tidak bisa mengerem pelepasan hormon ini. Hal inilah yang berpengaruh pada kesukaan orang-orang pada kisah horor.
Sementara Profesor dari Brian Lamb School of Communication, Purdue University, Glenn Sparks mengatakan bahwa ketika orang-orang menonton atau membaca kisah horor detak jantungnya bertambah cepat dan hormon adrenalinnya juga mengalir dengan deras. Tetapi, alih-alih ketakutan mereka malah menikmati prosesnya karena kesadaran otak manusia kalau ini hanyalah fiksi dan tidak mengancam nyawa.
Film Horror sendiri merupakan film yang sangat populer di Indonesia. Pengabdi Setan besutan Joko Anwar sudah ditonton 4.206.103 penonton. Lebih banyak dari Warkop DKI Reborn Part 2: Jangkrik Boss dan Ayat-Ayat Cinta 2 di tahun yang sama.
Suzanna: Bernapas dalan Kubur yang dibintangi Luna Maya juga berhasil ditonton 3,3 juta penonton. Tahun ini sendiri, sudah puluhan film horror baik lokal mauoun mancanegara yang sudah naik tayang. Tidak heran jika suatu saat KKN di Desa Penari menyusul.
Referensi: tirto.id dengan pengubahan secukupnya.
![]() |
| Sumber iStockphoto |
Cerita yang viral dan diuggah SimpleMan di sosial media Twitter itu berhasil meraih atensi warganet dan tersebar ke berbagai kalangan masyarakat. Hal ini tentu saja bukan hal yang asing bagi kita karena memang kita sangat menyukai film horror.
Mengapa kita sangat menyukai cerita horror? Allegra Ringo di Atlantic menulis, bahwa hal ini adalah reaksi kimiawi dan biologi otak manusia. Salah satunya adalah hormon Dopamin, salah satu hormon yang menyebabkan hyperactive dan euforia.
Dilansir oleh New York Times, neuropsikolog Vanderbikt University David Zaid menjelaskan bahwa ada orang yang tidak bisa mengerem pelepasan hormon ini. Hal inilah yang berpengaruh pada kesukaan orang-orang pada kisah horor.
Sementara Profesor dari Brian Lamb School of Communication, Purdue University, Glenn Sparks mengatakan bahwa ketika orang-orang menonton atau membaca kisah horor detak jantungnya bertambah cepat dan hormon adrenalinnya juga mengalir dengan deras. Tetapi, alih-alih ketakutan mereka malah menikmati prosesnya karena kesadaran otak manusia kalau ini hanyalah fiksi dan tidak mengancam nyawa.
Film Horror sendiri merupakan film yang sangat populer di Indonesia. Pengabdi Setan besutan Joko Anwar sudah ditonton 4.206.103 penonton. Lebih banyak dari Warkop DKI Reborn Part 2: Jangkrik Boss dan Ayat-Ayat Cinta 2 di tahun yang sama.
Suzanna: Bernapas dalan Kubur yang dibintangi Luna Maya juga berhasil ditonton 3,3 juta penonton. Tahun ini sendiri, sudah puluhan film horror baik lokal mauoun mancanegara yang sudah naik tayang. Tidak heran jika suatu saat KKN di Desa Penari menyusul.
Referensi: tirto.id dengan pengubahan secukupnya.


Comments
Post a Comment