Yazid bin Muawiyah, Khalifah yang Membelah Umat Islam

Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar




Dinasti Umayyah adalah dinsti yang kontroversial di kalangan umat islam. Disatu sisi dinasti ini punya pemimpin yang hebat seperti Muawiyah bin Abu Sufyan dan Umar bin Abdul Aziz. Disisi lain dinasti ini terkenal dengan nepotisme tingkat tinggi, kontroversi berlarut hingga fitnah sana-sini. Yazid adalah salah satu kontroversi itu.

Usai wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib diujung pedang Abdurrahman bin Muljam, Hasan bin Ali pun dibaiat menjadi khalifah. Tetapi, kemudian ia setuju menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan dengan persyaratan bahwa setelah Muawiyah wafat maka ialah yang menjadi khalifah. Apabila ia wafat terlebih dahulu, maka diadakanlah majelis syura' untuk memilih khalifah baru.

Qadarullah, Hasan wafat terlebih dahulu. Muawiyah pun mengangkat putranya sebagai penggantinya usai kematainnya. Yazid pun kemudian dibaiat oleh warga Syam. Para sahabat yang di Madinah menyatakan tidak setuju. Abdullah bin Umar mengatakan kalau ia akan membaiat apabila seluruh warga Madinah sudah membaiat Yazid. Husain bin Ali dan Abdullah bin Zubair lebih kokoh. Mereka menolak mentah-mentah permintaan Yazid tersebut. Keduanya kemudian pindah ke Mekkah untuk menghindari opresi dari Gubernur Madinah, al-Walid bin Utbah bin Rabiah.

PERISTIWA KARBALA YANG MENYAKITKAN



Husain kemudian menerima surat dari warga Kufah yang memintanya untuk datang dan menerima baiat sebagai khalifah. Husain kemudian mengirim sepupunya Muslim bin Aqil untuk memeriksa kebenarannya. Ternyata benar, warga Kufah pun kemudian membaiat Husain di depan Muslim.

Kabar ini terdengar oleh Yazid. Ia marah dan memecat Gubernur Kufah, Nukman bin Basyir dan mengangkat Ubaidillah bin Ziyad menjadi Gubernur baru. Ubaidillah memaksa warga Kufah untuk berkhianat pada Husain dan membunuh Muslim.

Ia kemudian mengirim Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash dengan 4000 pasukan untuk mencegat Husain. Rombongan Husain bertemu dengan mereka di suatu padang tandus, Karbala. Perundingan yang terjadi berakhir buntu dan pecahlah pertempuran, maaf pembantaian. Husain mati diujung pedang Syammar bin Zilzausan.

Ketika kepala Husain dibawa kepada Yazid, ia menangis dan berkata apabila ia berada disana maka ia akan mengampuni Husain. Tetapi, ada juga yang berpendaoat kalau Yazid bertanggung jawab penuh atas pembunuhan Husain dan keluarganya.

PERISTIWA HARRAH

Karbala bukanlah peristiwa satu-satunya yang terkenal dari pemerintahan singkat Yazid. Tersohor sebuah peristiwa yang juga memedihkan hati. Pembantaian warga Madinah oleh pasukan pimpinan Muslim bin Uqbah al-Murri.

Imam Suyuthi menuliskan peristiwa ini dalam Tarikh Khulafa.

وما أدراك ما وقعة الحرة؟ ذكرها الحسن مرة فقال: والله ما كاد ينجو منهم أحد، قتل فيها خلق من الصحابة -رضي الله عنهم- ومن غيرهم، ونهبت المدينة، وافتض فيها ألف عذراء، فإنا لله وإنا إليه راجعون

“Apakah yang disebut peristiwa Harrah itu? Hasan al-Bashri menyebutkan: Demi Allah, hampir saja tidak ada satu pun yang selamat dari peristiwa itu. Sejumlah sahabat Rasulullah–Radhiyallaah ‘anhum–dibunuh, kota Madinah dihancurkan, seribu perawan dirusak kegadisannya, innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un.”

Muslim bin Uqbah disebut sebagai Yang Melampaui batas, mengingat kekejaman yang sangat ridak mencerminkan adab yang diwariskan oleh Rasululullah SAW.

Peristiwa Harrah bukanlah peristiwa terakhir pada masa Yazid. Karena setelah menghancurkan Madinah, pasukan Muslim kembali bergerak menuju Mekkah untuk menundukkan Abdullah bin Zubair yang dibaiat sebagai khalifah. Tetapi, Allah ternyata mencabut nyawa mereka sebelumnya. Yazid wafat dan putranya, Muawiyah bin Yazid dibaiat sebagai khalifah penggantinya.

SIKAP TERHADAP YAZID

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa ada dua sikap orang yang berlebihan terhadap Yazid.

Yang pertama adalah mereka yang melaknat Yazid dan menggolongkan Yazid sebagai kafir zindiq. Hal ini berdasarkan pembantaian yang dilakukan di Madinah.

Yang kedia adalah yang menyatakan bahwa ia adalah imam yang adil dan bahkan salah satu dari wali-wali Allah. Bahkan ada yang menganggapnya adalah bagian dari nabi-nabi.

Ibnu Taimiyyah kemudian menjelaskan bahwa Yazid adalah pemuda islam yang dilahirkan pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Dia diridhai oleh sebagian orang dan tidak diridhai oleh sebagian yang lain. Ia memiliki keberanian dan kedermawanan dan tidak menujukkan tanda-tanda kemaksiatan seperti dituduhkan oleh lawan-lawan politiknya.

Imam Ahmad bin Hanbal meskipun tidak mencintai Yazid, tetap menolak untuk melaknatnya. Itulah sikap kita pada Yazid. Perlalukan ia dengan adil seperti yang dilakukan oleh ulama ahlu sunnah lainnya. Kalaupun ia berbuat zalim, semoga Allah dapat mengampuninya dengan perbuatan kebajikannya yang lain.

Diriwayatkan oleh Bukhari dalam sahihnya. dari Ummu Harrah binti Malhan Radhiallahu Anha Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda :

Tentara pertama yang memerangi Konstantinopel akan diampuni (HR. Bukhari)

Dan orang itu adalah Yazid bin Muawiyah yang memimpin pasukan bersama Abu Muslim al-Anshari. Wallahu a'lam.

Sumber: geotimes.co.id, tirto.id

Comments