Garut, Kota Intan yang Menyimpan Banyak Permata Tersembunyi

Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar



Hotel Ngamplang di tahun 1920-an
Sumber: wikipedia

Hai semua! Di hari yang cerah ini saya ingin membahas sebuah daerah di sebelah selatan Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Garut namanya. Sedikit soal latar belakang tulisan ini. Tulisan ini dibuat berdasarkan tantangan dari bitread.id untuk mengulik tentang Garut. Karena itulah saya mengupayakan diri saya untuk mewujudkan tulisan ini. Selama ini saya memang kurang mengulik lebih dalam tentang Garut. Terima kasih kepada Bitread.id yang membuat saya akhirnya mencari tahu tentang Garut dan hasilnya? Wow! Garut itu gak kalah dari wilayah Indonesia lainnya. Kaya akan keindahan. Baik itu dari segi alam, budaya, kuliner, hingga seni popular dan kisah-kisahnya sendiri.


Tentang Garut

Peta Garut
Sumber: Bapenda Garut

Sekilas soal Garut. Saat ini, Garut dipimpin oleh bapak H. Rudi Gunawan, S.H. M.H. M.P yang menjabat sejak 23 Januari 2014. Pada 23 Januari 2019 ia dilantik kembali untuk periode kedua. Garut terkenal dengan wilayahnya yang sejuk karena berada di wilayah pegunungan. Banyak potensi wisata Garut yang belum muncul ke permukaan. Hal ini terkadang dikarenakan lokasinya yang jauh dari kota. Selain itu untuk menuju kesana dibutuhkan usaha ekstra, seperti memutari gunung hingga ke arah selatan.

Meskipun begitu, jika kamu adalah petualang sejati yang benar-benar pengagum alam. Itu semua bukanlah masalah besar karena sepanjang perjalanaan kamu akan disuguhkan dengan pemandangan yang indah mulai dari kehijauan gunung hingga keindahan bentang alam yang benar-benar ukiran indah yang dipersembahkan untuk kita, para pelancong.

Kalau berbicara tentang sebuah wilayah, tidak etis rasanya bila tidak berbicara soal sejarahnya. Sejarah Garut sendiri tidak bisa dipisahkan dengan Kabupaten Limbangan. Di masa Gubernur Jenderal Herman William Daendels, kabupaten itu dibubarkan karena hasil produksi kopinya yang menurun drastis bahkan mencapai titik nol pada tahun 1911. Alasan lainnya adalah bupatinya menolak untuk menanam nila.
Thomas Raffles, Orang yang Membuka Limbangan Kembali
Sumber: pinterest


Hingga pada masa Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles, wilayah ini direncanakan kembali untuk dibuka. Pada 16 Februari 1813 ia pun mengeluarkan surat keputusan tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan yang beribukota di Suci. Sayangnya, kota tersebut dinilai tidak layak karena terlalu sempit.

Bupati saat itu, Adipati Adiwijaya kemudian membentuk panitia yang betugas mencari tempat yang memenuhi persyaratan untuk menjadi ibukota kabupaten. Pada awalnya, panitia sudah menemukan Cimurah yang berjarak 3 km di sebelah timur Suci (saat ini bernama kampung Pidayeuhun). Masalah pun muncul karena sumber air bersih di wilayah itu sulit didapat. Pencarian pun dilanjutkan. Tetapi, kali ini alih-alih ke timur, pencarian dilakukan ke arah barat Suci.

Panitia pun menemukan wilayah yang cocok. Jaraknya sekitar 5 km. Selain karena tanahnya yang subur, wilayah ini juga memiliki mata air yang mengalir menuju ke sungai Cimanuk. Selian itu pemandangannya juga indah karena dikelilingi oleh gunung-gunung seperti Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga Bodas, dan Gunung Karacak.

Pada saat itu, seorang panitia kakarut (tergores) tangannya hingga berdarah. Terdapat pula orang Eropa yang ikut membenahi tempat itu. Ketika ia bertanya, “Mengapa berdarah” lantas dijawab kakarut. Lidahnya yang tidak fasih mengucapkannya dengan gagarut. Sejak itulah para pekerja itu dikenal dengan sebutan Ki Garut dan telaganya dinamai Ci Garut. Ketika dicetuskan kepada sang bupati, Adipati Adiwijaya pun merestui penamaan Garut menjadi ibukota baru Kabupaten Limbangan.

Pada 15 September 1813 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibukota, seperti tempat tinggal, kantor asisten residen, masjid, pendopo, dan alun-alun. Di depan pendopo, antara alun-alun dan pendopo terdapatlah babancong yang merupakan tempat bupati dan para pejabat menyampaikan pidatonya di depan publik. Pada tahun 1921, pembangunan selesai dan pemerintahan pun sah pindah ke Garut.

Di masa Bupati R.A.A Wiratanudatar, Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal No. 60 bertanggal 7 Mei 1913. Surat itu berisi perubahan nama Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut dengan ibukota Garut berlaku sejak 1 Juli 1913. Pada saat itu, Kota Garut terdiri dari tiga desa, yakni Desa Kota Kulon, Desa Kota Wetan, dan Desa Margawati. Kabupaten Garut sendiri terdiri dari sembilan distrik yaitu: Garut, Bayongbong, Cibatu, Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Bungbulang, dan Pameungpeuk.

R.A.A. Wiratanudatar digantikan oleh Adipati Suria Karta Legawa pada tahun 1915. Pada 14 Agustus 1925 Gubernur Jenderal Dick Fock mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan Kabupaten menjadi wilayah otonom. Oleh karenanya Garut pun sudah dapat mengurus wilayahnya sendiri seperti: pemeliharaan jalan-jalan, jembatan-jembatan, kebersihan, dan poliklinik.

Antara tahun 1929-1944, Bupati garut adalah Adipati Moh. Musa Suria Kartalegawa yang merupakan anak dari Adipati Suria Karta Legawa. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Bupati Garut adalah R. Tumenggung Endung Suriaputra yang kemudian diangkat jadi Bupati Bandung. Pada masa R. Gahara Widjaja Suria, Presiden Soekarno memberikan julukan pada Garut sebagai kota intan. Hal ini dikarenakan Kota garut merupakan kota terbersih di Indonesia pada saat itu.

Di website resmi Kabupaten Garut, disebutkan kalau sampai trahun 1960-an, perkembangan Garut dibagi menjadi tiga periode. Yaitu: linear (1813-1920), konsentris (1920-1940), dan teori inti berganda (1940-1960-an). Pada saat perkembangan linear, bangunan yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ditujukan untuk menyokong jalannya pemerintahan, investasi, dan bangunan pemukiman penduduk. Pada saat era pembangunan konsentris, mulailah berdiri fasilitas kota seperti stasiun kereta api, kantor pos, sekolah, hotel, dan wilayah pertokoan. Di era selanjutnya mulailah berdiri zona-zona perdagangan, pendidikan, pemukiman, dan pertumbuhan penduduk.


Wisata di Garut


Kembali ke topik bahasan kita tentang objek wisata Garut. The Jakarta Post merilis daftar 10 objek wisata yang harus dikunjungi di Garut. Bertajuk 10 Must-visit Tourist Attractions in Garut, mereka meletakkan Gunung Papandayan di posisi pertama. Berikut daftar lengkap berikut sedikit penjelasannya: 


1. Gunung Papandayan

Tugu Selamat Datang
Sumber: mongabay.co.id

Tempat pertama yaitu Gunung Papandayan. Gunung dengan tinggi 2.655 mdpl ini merupakan gunung yang sangat indah. Ia direkomendasikan bagi para pendaki pemula. Kompas Travel menuliskan setidaknya ada lima alasannya yaitu: medan yang landai, air yang mudah, toilet yang bersih, tak perlunya membawa banyak beban dan adanya warung-warung tempat makan di atas gunung. Di gunung tersebut terdapat beberapa kawah yang terkenal di kalangan pendaki. Diantaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.

Untuk dapat mendaki gunung ini dibutuhkan mengeluarkan kocek 35-70 ribu Rupiah. Adapun cara menuju ke lokasi dapat ditempuh dengan beberapa cara. Jika pelancong ingin ke sana dari Jakarta atau wilayah lainnya, maka terlebih dahulu pergi ke Terminal Guntur Garut. Dari sinilah kemudian pendaki berjalan kaki menuju kaki gunung. Sedangkan yang menggunakan kendaraan pribadi dapat memarkirkan kendaraannya di kaki gunung.

Gunung Papandayan tercatat terakhir kali meletus pada 11 November 2002. Letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1722. Pada saat itu setidaknya 40 desa hancur dan 2957 jiwa melayang. Daerah yang tertutupi longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km. Pusat Vulkanonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sendiri sudah meningkatkan status Papandayan menjadi level 2 (waspada) terhitung sejak 28 Oktober 2010.


2. Situ Bagendit

Panorama Situ Bagendit
Sumber: ngopibareng.id

Tempat kedua yang direkomendasikan adalah Situ Bagendit. Situ Bagendit adalah sebuah danau di Kecamatan Banyuresmi. Danau ini terkenal akan keindahan lanskapnya. Situ Bagendit juga melekat dengan legenda setempat yang menceritakan tentang seorang wanita kaya yang pelit. Legenda terebut berakhir dengan wanita tersebut tenggelam di danau ini.

Untuk menikmati wisata indah ini, dibutuhkan merogoh kocek sebesar 5.000 Rupiah dan biaya parkir di kisaran 5.000 hingga 15.000 Rupiah. Aktivitas yang sering dilakukan di sini antara lain menaiki rakit, memancing dan berfoto-foto ria. Fasilitas umumnya yang lengkap juga turut mendukung kenyamanan tempat ini.

Dilansir dari Tempo, Presiden Joko Widodo sempat bercukur rambut di pinggir danau tersebut. Presiden juga berkomitmen akan membantu proyek penataan danau tersebut. Semoga saja cepat selesai proyeknya.


3. Candi Cangkuang

Candi Cangkuang
Sumber: JejakPiknik.com

Objek wisata selanjutnya adalah Candi Cangkuang. Candi ini berada di Desa Cangkuang. Candi ini merupakan satu-satunya candi Hindu di wilayah Sunda.

Candi ini pertama kali ditemukan oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita pada tahun 1966. Mereka menemukannya berdasarkan laporan Volderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap (1893). Di buku itu tertulis bahwa ada sebuah arca Siwa yang rusak dan pemakaman kuno di bukit Kampung Pulo, Leles. Makam kuno tersebut merupakan makam Arief Muhammad, leluhur warga setempat. Selain arca, ditemukan pula beberapa peninggalan yang mirip seperti di zaman Megalithikum. Tidak ada bukti-bukti yang menjelasakan dari kerajaan mana candi ini berasal.

Yang unik dari candi ini adalah adanya makam Islam di sampingnya. Ketika dilakukan pemugaran tahun 1974 hanya 40% batu asli yang dipergunakan. Sisanya adalah campuran adukan semen. Adapun biaya untuk masuk adalah 3000 Rupiah bagi turis lokal dan 5000 Rupiah bagi turis mancanegara


4. Pantai Sayang Heulang

Keindahan Bebatuan Pantai Sayang Heulang
Sumber: tempatwisataunik.com

Objek wisata selanjutnya adalah Pantai Sayang Heulang. Pantai ini terkenal dengan pantainya yang berbatu. Terletak 89 km dari pusat Kota Garut, tepatnya di Cijambe. Selain Pantai ini terdapat juga Pantai Santolo yang berdekatan. Biaya masuk adalah 5000 Rupiah. Di pantai ini pengunjung dapat menikmati banyak kegiatan seperti snorkeling, bermain voli pantai, berpiknik, berkemah, hingga selfie-selfie untuk keperluan feeds Instagram.


5. Pantai Ranca Buaya

Birunya!
Sumber: satulensa.com

Masih tentang pantai. Pantai ini terkenal setelah disebut-sebut di novel Perahu Kertas karya Dee. Pantai Rancabuaya berjarak 135 km dari Kota Garut. Terletak di Purbayani, Caringin, Kabupaten Garut Jawa Barat. Di pantai ini terdapat sebuah air terjun yang menghadap ke pantai. Pasir putihnya juga terkenal halus dan bersih. Ada pula tebing ukir yang berdiri kokoh di sekitar pantai. Melihat sunset juga sangat direkomendasikan lewat pantai ini. Untuk menikmati itu semua, biayanya hanya 5.000 Rupiah.


6. Talaga Bodas

Lagi-lagi, Sangat  Indah!
Sumber: pergidulu.com

Objek wisata selanjutnya adalah Talaga Bodas. Telaga ini berjarak 20 km dari pusat Kota Garut. Telaga ini menawarkan pemandangan air biru yang indah memanjakan mata. Untuk yang suka ngepost di Instagram bisalah memuaskan hasrat terpendam kalian anak muda! Untuk wisatawan lokal biaya yang dibutuhkan adalah 5.000 Rupiah. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dibutuhkan 150.000 Rupiah. Semua itu akan terbayar lunas dengan keindahan tempat ini.


7. Leuwi Tonjong

Duh, Jadi pengen!
Sumber: Tempo.co

Selanjutnya ada Leuwi Tonjong yang memberikan pengalaman Jurassic Park versi asli. Danau yang berada di perbukitan ini cocok untuk para petualang. Banyak yang merekomendasikan untuk naik sampan kecil melewati dua bukit kembar yang mirip di ig-ig itu. Lagi-lagi biayanya hanyalah 5000 Rupiah untuk hari biasa dan 10.000 Rupiah pada hari libur.


8. Kawah Kamojang


Asapnya Menggairahkan!
Sumber: travelingyuk.com

Ada lagi Kawah Kamojang yang merupakan kawah aktif di Gunung Guntur. Terletak di Desa Cibeet. Di dekat sini ada sumber mata air panas yang cocok untuk menyehatkan kulit dan menyembuhkan permasalahan kulit seperti jerawat dan sejenisnya. Selain Kawah Kamojang masih ada kawah lainnya seperti Kawah Kereta Api, Kawah Manuk, dan Kawah Hujan. Biaya yang dibutuhkan juga kira-kira tidak lebih dari 50.000 Rupiah untuk dua orang (diluar makan ya!)


9. Pemandian Air Panas Sabda Alam

Kapan ya kesini?
Sumber: anekatempatwisata.com

Selanjutnya ada Pemandian Air Panas Sabda Alam. Ini adalah sebuah resort yang menyediakan pemandian air panas dengan banyak pilihan harga. Selain pemandian tempat ini juga menyediakan wahana permainan air yang cukup banyak seperti perosotan air berbagai jenis dan kolam malas. Adapun harga tiket masuknya sekitaran 30.000 hingga 40.000 Rupiah. Terkadang ada juga promo yang ditawarkan. Tunggu aja!


10. Kebun Mawar Situhapa

Disini mawar, disana mawar, dimana-mana ada mawar!
Sumber: JejakPiknik.com

Terakhir ada Kebun Mawar Situhapa. Sesuai namanya di taman ini pengunjung dapat melihat beragam jenis mawar. Untuk masuk ke sini dibutuhkan merogoh kocek 20.000 Rupiah. Selain pemandangannya yang cantik dan cocok untuk memperkaya galeri, taman ini juga punya beragam fasilitas untuk anak-anak dan juga menyediakan kamar hotel bagi yang ingin menginap. Kamar hotelnya bukan sekadar kamar. Karena semuanya dikelilingi oleh keindahan mawar dan sangat alami. 

Begitulah sekilas tentang Kota Garut, baik sekilas soal sejarahnya dan berbagai objek wisata yang jadi andalan kota intan ini. Adios!


Referensi:



Thejakartapost.com/amp/travel/2019/06/03/10-Must-visit-tourist-attractions-in-garut
Website Resmi Kabupaten Garut
Sumber Gambar Tertera di Gambar

Comments