Garut, Kota Intan yang Menyimpan Banyak Permata Tersembunyi
Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar
![]() |
Hotel Ngamplang di tahun 1920-an
Sumber: wikipedia
|
Hai semua! Di hari yang
cerah ini saya ingin membahas sebuah daerah di sebelah selatan Provinsi Jawa
Barat. Kabupaten Garut namanya. Sedikit soal latar belakang tulisan ini. Tulisan
ini dibuat berdasarkan tantangan dari bitread.id
untuk mengulik tentang Garut. Karena itulah saya mengupayakan diri saya untuk
mewujudkan tulisan ini. Selama ini saya memang kurang mengulik lebih dalam
tentang Garut. Terima kasih kepada Bitread.id yang membuat saya akhirnya mencari
tahu tentang Garut dan hasilnya? Wow! Garut itu gak kalah dari wilayah
Indonesia lainnya. Kaya akan keindahan. Baik itu dari segi alam, budaya,
kuliner, hingga seni popular dan kisah-kisahnya sendiri.
Tentang Garut
![]() |
| Peta Garut Sumber: Bapenda Garut |
Meskipun begitu, jika
kamu adalah petualang sejati yang benar-benar pengagum alam. Itu semua bukanlah
masalah besar karena sepanjang perjalanaan kamu akan disuguhkan dengan pemandangan
yang indah mulai dari kehijauan gunung hingga keindahan bentang alam yang
benar-benar ukiran indah yang dipersembahkan untuk kita, para pelancong.
Kalau berbicara tentang
sebuah wilayah, tidak etis rasanya bila tidak berbicara soal sejarahnya. Sejarah
Garut sendiri tidak bisa dipisahkan dengan Kabupaten Limbangan. Di masa
Gubernur Jenderal Herman William Daendels, kabupaten itu dibubarkan karena
hasil produksi kopinya yang menurun drastis bahkan mencapai titik nol pada
tahun 1911. Alasan lainnya adalah bupatinya menolak untuk menanam nila.
![]() |
| Thomas Raffles, Orang yang Membuka Limbangan Kembali Sumber: pinterest |
Hingga pada masa Letnan
Gubernur Thomas Stamford Raffles, wilayah ini direncanakan kembali untuk
dibuka. Pada 16 Februari 1813 ia pun mengeluarkan surat keputusan tentang
pembentukan kembali Kabupaten Limbangan yang beribukota di Suci. Sayangnya,
kota tersebut dinilai tidak layak karena terlalu sempit.
Bupati saat itu,
Adipati Adiwijaya kemudian membentuk panitia yang betugas mencari tempat yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi ibukota kabupaten. Pada awalnya, panitia sudah
menemukan Cimurah yang berjarak 3 km di sebelah timur Suci (saat ini bernama
kampung Pidayeuhun). Masalah pun muncul karena sumber air bersih di wilayah itu
sulit didapat. Pencarian pun dilanjutkan. Tetapi, kali ini alih-alih ke timur,
pencarian dilakukan ke arah barat Suci.
Panitia pun menemukan
wilayah yang cocok. Jaraknya sekitar 5 km. Selain karena tanahnya yang subur,
wilayah ini juga memiliki mata air yang mengalir menuju ke sungai Cimanuk. Selian
itu pemandangannya juga indah karena dikelilingi oleh gunung-gunung seperti Gunung
Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga
Bodas, dan Gunung Karacak.
Pada saat itu, seorang
panitia kakarut (tergores) tangannya hingga berdarah. Terdapat pula orang Eropa
yang ikut membenahi tempat itu. Ketika ia bertanya, “Mengapa berdarah” lantas
dijawab kakarut. Lidahnya yang tidak fasih mengucapkannya dengan gagarut. Sejak
itulah para pekerja itu dikenal dengan sebutan Ki Garut dan telaganya dinamai
Ci Garut. Ketika dicetuskan kepada sang bupati, Adipati Adiwijaya pun merestui
penamaan Garut menjadi ibukota baru Kabupaten Limbangan.
Pada 15 September 1813
dilakukan peletakan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibukota,
seperti tempat tinggal, kantor asisten residen, masjid, pendopo, dan alun-alun.
Di depan pendopo, antara alun-alun dan pendopo terdapatlah babancong yang merupakan tempat bupati dan para pejabat
menyampaikan pidatonya di depan publik. Pada tahun 1921, pembangunan selesai
dan pemerintahan pun sah pindah ke Garut.
Di masa Bupati R.A.A
Wiratanudatar, Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg mengeluarkan
Surat Keputusan Gubernur Jenderal No. 60 bertanggal 7 Mei 1913. Surat itu
berisi perubahan nama Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut dengan
ibukota Garut berlaku sejak 1 Juli 1913. Pada saat itu, Kota Garut terdiri dari
tiga desa, yakni Desa Kota Kulon, Desa Kota Wetan, dan Desa Margawati. Kabupaten
Garut sendiri terdiri dari sembilan distrik yaitu: Garut, Bayongbong, Cibatu,
Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Bungbulang, dan Pameungpeuk.
R.A.A. Wiratanudatar
digantikan oleh Adipati Suria Karta Legawa pada tahun 1915. Pada 14 Agustus
1925 Gubernur Jenderal Dick Fock mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan
Kabupaten menjadi wilayah otonom. Oleh karenanya Garut pun sudah dapat mengurus
wilayahnya sendiri seperti: pemeliharaan jalan-jalan, jembatan-jembatan,
kebersihan, dan poliklinik.
Antara tahun 1929-1944,
Bupati garut adalah Adipati Moh. Musa Suria Kartalegawa yang merupakan anak
dari Adipati Suria Karta Legawa. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia, Bupati Garut adalah R. Tumenggung Endung Suriaputra yang kemudian
diangkat jadi Bupati Bandung. Pada masa R. Gahara Widjaja Suria, Presiden
Soekarno memberikan julukan pada Garut sebagai kota intan. Hal ini dikarenakan
Kota garut merupakan kota terbersih di Indonesia pada saat itu.
Di website resmi Kabupaten Garut, disebutkan kalau sampai
trahun 1960-an, perkembangan Garut dibagi menjadi tiga periode. Yaitu: linear
(1813-1920), konsentris (1920-1940), dan teori inti berganda (1940-1960-an). Pada
saat perkembangan linear, bangunan yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda
ditujukan untuk menyokong jalannya pemerintahan, investasi, dan bangunan pemukiman
penduduk. Pada saat era pembangunan konsentris, mulailah berdiri fasilitas kota
seperti stasiun kereta api, kantor pos, sekolah, hotel, dan wilayah pertokoan. Di
era selanjutnya mulailah berdiri zona-zona perdagangan, pendidikan, pemukiman,
dan pertumbuhan penduduk.
Wisata di Garut
Kembali ke topik bahasan
kita tentang objek wisata Garut. The Jakarta
Post merilis daftar 10 objek wisata yang harus dikunjungi di Garut. Bertajuk
10 Must-visit Tourist Attractions in
Garut, mereka meletakkan Gunung Papandayan di posisi pertama. Berikut daftar
lengkap berikut sedikit penjelasannya:
1. Gunung Papandayan
![]() |
| Tugu Selamat Datang Sumber: mongabay.co.id |
Untuk dapat
mendaki gunung ini dibutuhkan mengeluarkan kocek 35-70 ribu Rupiah. Adapun cara
menuju ke lokasi dapat ditempuh dengan beberapa cara. Jika pelancong ingin ke
sana dari Jakarta atau wilayah lainnya, maka terlebih dahulu pergi ke Terminal
Guntur Garut. Dari sinilah kemudian pendaki berjalan kaki menuju kaki gunung. Sedangkan
yang menggunakan kendaraan pribadi dapat memarkirkan kendaraannya di kaki
gunung.
Gunung
Papandayan tercatat terakhir kali meletus pada 11 November 2002. Letusan
terbesarnya terjadi pada tahun 1722. Pada saat itu setidaknya 40 desa hancur
dan 2957 jiwa melayang. Daerah yang tertutupi longsoran mencapai 10 km dengan
lebar 5 km. Pusat Vulkanonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sendiri
sudah meningkatkan status Papandayan menjadi level 2 (waspada) terhitung sejak
28 Oktober 2010.
2. Situ Bagendit
![]() |
Panorama Situ Bagendit
Sumber: ngopibareng.id
|
Untuk menikmati
wisata indah ini, dibutuhkan merogoh kocek sebesar 5.000 Rupiah dan biaya parkir
di kisaran 5.000 hingga 15.000 Rupiah. Aktivitas yang sering dilakukan di sini
antara lain menaiki rakit, memancing dan berfoto-foto ria. Fasilitas umumnya
yang lengkap juga turut mendukung kenyamanan tempat ini.
Dilansir dari
Tempo, Presiden Joko Widodo sempat bercukur rambut di pinggir danau tersebut.
Presiden juga berkomitmen akan membantu proyek penataan danau tersebut. Semoga
saja cepat selesai proyeknya.
3. Candi Cangkuang
![]() |
Candi Cangkuang
Sumber: JejakPiknik.com
|
Candi ini
pertama kali ditemukan oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita pada
tahun 1966. Mereka menemukannya berdasarkan laporan Volderman dalam buku
Notulen Bataviaasch Genotschap (1893). Di buku itu tertulis bahwa ada sebuah
arca Siwa yang rusak dan pemakaman kuno di bukit Kampung Pulo, Leles. Makam
kuno tersebut merupakan makam Arief Muhammad, leluhur warga setempat. Selain
arca, ditemukan pula beberapa peninggalan yang mirip seperti di zaman
Megalithikum. Tidak ada bukti-bukti yang menjelasakan dari kerajaan mana candi
ini berasal.
Yang unik dari
candi ini adalah adanya makam Islam di sampingnya. Ketika dilakukan pemugaran
tahun 1974 hanya 40% batu asli yang dipergunakan. Sisanya adalah campuran
adukan semen. Adapun biaya untuk masuk adalah 3000 Rupiah bagi turis lokal dan
5000 Rupiah bagi turis mancanegara
4. Pantai Sayang Heulang
![]() |
| Keindahan Bebatuan Pantai Sayang Heulang Sumber: tempatwisataunik.com |
Objek wisata
selanjutnya adalah Pantai Sayang Heulang. Pantai ini terkenal dengan pantainya
yang berbatu. Terletak 89 km dari pusat Kota Garut, tepatnya di Cijambe. Selain
Pantai ini terdapat juga Pantai Santolo yang berdekatan. Biaya masuk adalah
5000 Rupiah. Di pantai ini pengunjung dapat menikmati banyak kegiatan seperti
snorkeling, bermain voli pantai, berpiknik, berkemah, hingga selfie-selfie untuk keperluan feeds Instagram.
5. Pantai Ranca Buaya
![]() |
| Birunya! Sumber: satulensa.com |
Masih tentang
pantai. Pantai ini terkenal setelah disebut-sebut di novel Perahu Kertas karya
Dee. Pantai Rancabuaya berjarak 135 km dari Kota Garut. Terletak di Purbayani,
Caringin, Kabupaten Garut Jawa Barat. Di pantai ini terdapat sebuah air terjun
yang menghadap ke pantai. Pasir putihnya juga terkenal halus dan bersih. Ada pula
tebing ukir yang berdiri kokoh di sekitar pantai. Melihat sunset juga sangat
direkomendasikan lewat pantai ini. Untuk menikmati itu semua, biayanya hanya
5.000 Rupiah.
6. Talaga Bodas
![]() |
| Lagi-lagi, Sangat Indah! Sumber: pergidulu.com |
7. Leuwi Tonjong
![]() |
| Duh, Jadi pengen! Sumber: Tempo.co |
8. Kawah Kamojang
![]() | |
|
Ada lagi Kawah
Kamojang yang merupakan kawah aktif di Gunung Guntur. Terletak di Desa Cibeet.
Di dekat sini ada sumber mata air panas yang cocok untuk menyehatkan kulit dan
menyembuhkan permasalahan kulit seperti jerawat dan sejenisnya. Selain Kawah
Kamojang masih ada kawah lainnya seperti Kawah Kereta Api, Kawah Manuk, dan
Kawah Hujan. Biaya yang dibutuhkan juga kira-kira tidak lebih dari 50.000
Rupiah untuk dua orang (diluar makan ya!)
9. Pemandian Air Panas Sabda Alam
![]() |
| Kapan ya kesini? Sumber: anekatempatwisata.com |
10. Kebun Mawar Situhapa
![]() |
| Disini mawar, disana mawar, dimana-mana ada mawar! Sumber: JejakPiknik.com |
Begitulah
sekilas tentang Kota Garut, baik sekilas soal sejarahnya dan berbagai objek
wisata yang jadi andalan kota intan ini. Adios!
Referensi:
Thejakartapost.com/amp/travel/2019/06/03/10-Must-visit-tourist-attractions-in-garut
Website Resmi Kabupaten Garut
Sumber Gambar Tertera di Gambar














Comments
Post a Comment