Ashley Young, Kapten Terburuk Manchester United?

Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar


Ashley Young
Manchester United dan kekalahan. Dua hal yang sangat erat hubungannya akhir-akhir ini. Bukan tanpa sebab, musim ini tim peraih 20 gelar Liga Inggris ini memang tampil sangat buruk, lesu, dan tidak bergairah. Manchester United yang biasanya bermain penuh dengan semangat perjuangan menguap di musim ini. Di bawah arahan Manajer asal Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer tim ini benar-benar tampil amburadul.

Bukti sahihnya adalah setelah sebelas pertandingan, United hanya sanggup mengumpulkan 13 poin. Hal ini barang tentu begitu menyedihkan untuk tim sekelas Manchester United. Terakhir, Manchester United takluk dari Bournemouth di Vitality Stadium (2/11).

Gelombang kritikan pedas sudah keluar dari mulut-mulut pundit yang turut memberi perhatian pada tim yang sangat ditakuti di masa Sir Alex Ferguson. Kritikan itu ternyata membal. Ashley Young dkk tetap bermain ala kadar dan tidak mempunyai pola. Terakhir, gol tunggal Joshua King turut menambah catatan negatif mereka. Hal itu semakin membuat mereka terpuruk di posisi sepuluh dan masih mungkin turun bila Tottenham Hotspur mengalahkan Everton malam nanti. United hanya berjarak lima poin dari zona merah. Lebih dekat ke lubang setan dibandingkan zona Liga Champions Eropa.

Menakar Kelayakan Young

Kapten Barbar tapi Dirindukan
Di masa-masa jaya Manchester United, selain kepemimpinan manajer legendaris Alex Ferguson, United juga selalu didampingi oleh para pemimpin ruang ganti yang mampu meningkatkan moral rekan-rekannya. United pernah memiliki kapten-kapten hebat sekelas Bryan Robson, Eric Cantona, Roy Keane, hingga Nemanja Vidic dan Patrice Evra. Kini, sosok itu sudah punah. Kapten tim, Ashley Young tidak mampu membangkitkan gairah rekan-rekannya. Malahan, seringkali ia lebih tidak bergairah dibandingkan mereka.

Tanpa mengurangi rasa hormat, salah satu masalah utama United saat ini adalah tidak adanya sosok panutan yang dapat dijadikan standar oleh para pemain yang lain. Memang, United masih memiliki David De Gea, Paul Pogba, hingga Anthony Martial yang berstatus pemain papan atas. Tetapi, pemain-pemain ini seringkali inkonsisten. De Gea misalnya, setelah beberapa musim belakangan tampil sebagai pahlawan, musim lalu hingga kini ia sering tampil di bawah standarnya. Paul Pogba apalagi, banyaknya gosip yang mengiringinya seakan menggerus kemampuan mantan peraih Golden Boy ini.

Selain tak ada panutan, United juga kehilangan sosok pemimpin. Kapten mereka saat ini, Young masih belum bisa menjadi kapten yang mampu menginspirasi rekannya. Young tidak kekurangan karisma atau pengaruh, tetapi ia memang terlihat bukan pemain yang mampu mengangkat moral rekan-rekannya.

Ashley Young pada dasarnya bukanlah pemain yang buruk. Ia pernah menjadi salah satu sayap terbaik di Inggris, tetapi kini kemampuannya sudah jauh menurun. Ia sering bermain seperti pemain abal-abal yang tidak pantas mengenakan pakaian kebesaran Manchester United, ambil contoh statistik buruknya dalam memberikan umpan silang. Whoscored mencatat Ashley Young melepaskan 61 umpan silang dari 9 pertandingan Liga Inggris musim ini. Jumlah yang lumayan sebenarnya. Sayangnya, akurasinya sangat buruk, yaitu hanya sekitar 38 persen.

Coba bandingkan Young dengan penampilan Keane di masa lalu. Keane selalu bermain mati-matian dan hampir tidak pernah kehilangan gairahnya. Di ruang ganti, ia adalah pemain yang ditakuti oleh pemain-pemain United lainnya. Hanya beberapa orang yang berani adu argumen dengannya. Alex Ferguson di autobiografinya menulis bahwa senjata tertajam Keane adalah lidahnya.

Tetapi begitulah realita, Young adalah kapten United, suka atau tidak.

Penyingkir Para Pemain Mahal

Dua Pemain yang Disingkirkan Young

Ashley Young bergabung dengan United di bursa transfer 2011 dari Aston Villa. Di musim pertamanya, ia langsung moncer dan berhasil membantu United dengan gelontoran gol dan asisnya. Meskipun kalah di detik terakhir dalam perebutan juara dengan tim tetangga Manchester City, United masih bermain sangat baik. Begitupun dengan Young.

Musim selanjutnya United berhasil menjadi juara liga. Young memang sempat cedera, bahkan ia harus menggunakan tongkat saat pesta perayaan juara. Tetapi, tetap saja ia adalah pemain penting dalam tim.

Musim itu, sang pelatih legendaris pensiun dari dunia sepakbola. Mendung menaungi Manchester. David Moyes dan kegagalannya kemudian datang singgah di rumput Old Traffird. Tetapi kemudian sang pelatih legendaris asal Belanda datang membawa perubahan.

Kedatangan van Gaal disertai dengan direkrutnya beragam sayap-sayap mahal. Meski begitu, di tengah gelombang sayap-sayap mahal yang dibeli oleh van Gaal, Young tetap bertahan. Nama-nama seperti Di Maria dan Memphis Depay lah yang minggat dari Inggris.

Kedatangan Mkhitaryan bahkan Alexis Sanchez tetap tak menggoyangkan posisi Ashley Young. Pada tahap ini, pelatih saat itu Jose Mourinho sudah memindahkan posisi Young ke posisi pemain bertahan. Beberapa kali ia tetap menunjukkan permainan apik. Tetapi, satu yang terlihat dari Young: ia bukan kapten yang cocok untuk Manchester United.

Penutup

Ashley Young tentu saja sangat dihormati oleh para pemain United. Ia adalah pemain paling senior di Old Trafford saat ini. Selain itu, pelatih juga akan sangat bersyukur memiliki pemain seperti Young. Tetapi, Young bukanlah monster barbar seperti Roy Keane ataupun pemain pengendali skor seperti Eric Cantona. Ia tak bisa mengubah jalannya pertandingan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Young bukan sosok yang tepat untuk menjadi kapten United. Pertanyaannya, siapa orang itu?

#30DWCDay18

Comments