A Hero dan Drama Kehidupan yang Pekat

Oleh: Syafril Agung Oloan Siregar

Judul

: A Hero

Sutradara

: Asghar Farhadi

Penulis Skenario

: Asghar Farhadi

Genre

: Drama, Thriller

Pemain

: Amir Jadidi, Mohsen Tanabandeh, Faresteh Sadr Orafee, Maryam Shahdaie, Sahar Goldust, Ehsan Goodarzi, Sarina Farhadi,

Rilis

: 21 Januari 2022 (Amazon Prime/KlikFilm)

Durasi

: 127 Menit


Asghar Farhadi dikenal sebagai sutradara dengan bahasan sisi humanisme yang dalam. Hal ini sudah ia lakukan sejak film pertamanya Dancing in the Dust (2003). Walau bukan film yang benar-benar rapi baik secara teknis maupun cerita, film debut Farhadi tetap sudah mulai menampakkan akan seperti apa kelak ia bertutur.

Film-filmnya selanjutnya kemudian tetap mempertahankan sisi humanis tersebut. Baik itu Beautiful City (2004), Fireworks Wednesday (2006) hingga dua puncak pencapaian terbaiknya, About Elly (2009) dan A Separation (2011). Dua film ini dapat dikatakan sebagai dua magnum opus Farhadi yang  sangat sulit untuk memilih di antara keduanya. Karya-karya Farhadi usai itu memang masih sangat baik. The Past (2013) The Salesman (2016), dan Everybody Knows (2018) masihlah karya-karya yang sangat bagus. Walau karya-karya ini selalu terbayangi oleh A Separation yang sudah menjelma sebagai salah satu instant classic di abad 21 sejak kemunculannya.

Hingga akhirnya film terbaru Farhadi diperlihatkan untuk pertama kalinya di Festival Cannes dan langsung meledak di kalangan penonton. Filmnya sedari awal telah digaungkan sebagai karya terbaik Farhadi sejak A Separation. Tentu saja ini bukan label main-main. Pujian tak kalah besar juga diberikan kepada Amir Jadidi dan Mohsen Tanabandeh yang dinilai berperan dengan sangat baik.

Dan ternyata semua yang disebut itu adalah kenyataan. A Hero memang karya terbaik Asghar Farhadi sejak A Separation. Film ini menyorot masalah yang tidak kalah substansialnya dibandingkan isu di A Separation. Konfliknya kali ini tidak lagi skala kecil-kecilan seperti tiga karya sebelum ini. Konfliknya kembali meluas dan memanas dengan sangat baik seperti di A Separation.

Memang ada sedikit hal yang mengganjal di film ini. Yaitu beberapa jalanan ceritanya terlihat terlalu artifisial dan terkesan dibuat-buat. Tetapi semuanya terbayar dengan tuntas dengan aliran emosi dan ketulusan yang tak dapat diukur dari hal itu. Aliran emosi adalah suatu nilai yang tak dapat diukur dengan standar teknis apapun. Aliran emosi adalah sesuatu yang hanya dapat disuntikkan dengan ketulusan dalam berkarya. Dan A Hero mencapai tingkatan tersebut.

Hal lain yang gue perhatikan dari film ini adalah bagaimana Farhadi menggunakan trik kameranya dengan semakin lihai. Ia terlihat semakin senang menggunakan gaya spontan layaknya Abbas Kiarostami. Terkadang, adegannya terlihat bagaikan tak diarahkan dan cara pengambilan gambarnya pun bagaikan tidak diperhatikan. Tidak ada intensi untuk membuat gambar-gambar indah. Tetapi itulah tujuannya. Tujuannya adalah menangkap momen manusia sebagai manusia yang tanpa dipoles. Tanpa terlalu banyak diatur dengan efek-efek yang membuatnya nampak palsu. Dan kali ini, semuanya terlihat sesuai dengan yang ditampilkan.

A Hero adalah suatu film karya Asghar Farhadi yang memiliki gaya penyampaian yang hampir tanpa polesan. Meskipun ada sedikit momen yang terlihat terlalu dibuat-buat, percayalah kalau aliran emosi yang ada di film ini sangat tulus dan hal itu akan dapat membuat hati bergetar.

Comments